Paketnya berapa?

Hari H
18 Juli 2010, jadi hari yang akan menjadi kenangan manis untuk seluruh crew Lae Kombih Kita Adventure's, karena hari ini adalah awal terjalinnya persahabatan antara Lae Kombih Kita Adventure's dengan karyawan-karyawan Pajak Pratama, sesuai perjanjian menu petualangan hari ini adalah Jungle Tracking menuruni Hutan Kayu Kapur, dilanjutkan dengan Rafting dan Riverboarding menyusuri alur sungai Lae Kombih. 12 orang menjadi peserta Jungle Tracking dan pengarungan, termasuk 3 orang crew Lae Kombih Kita Adventrue's yang bertugas memandu.

Namun suasana yang semula kaku segera mencair setibanya rombongan dikawasan air terjun Kedabuhan, nuansa mistis yang disuguhkan pemandangan air terjun ini membuat rasa letih yang menggayuti tubuh terlupakan.
Ketakjuban benar-benar dirasakan semua peserta, memandangi tebing-tebing batu yang tinggi menjulang, debur air, kabut, riak-riak gelombang dan elang yang melayang-layang, benar-benar membuat seluruh peserta terpesona, bahkan bagi crew Lae Kombih Kita Adventure's yang sudah berulang kali kelokasi ini pun rasa kagum itu masih tetap terasa. Keindahan lokasi ini lah yang perlahan membuat peserta mulai melupakan rasa sungkan, suasana mulai diwarnai canda tawa dan saling ledek, sembari menyiapkan makan siang sebagai bekal energi untuk pengarungan yang akan dilakukan, beberapa peserta sibuk menjeprat-jepretkan kamera, mengabadikan kemegahan panorama air terjun Kedabuhan yang luar biasa itu.
Ketakjuban benar-benar dirasakan semua peserta, memandangi tebing-tebing batu yang tinggi menjulang, debur air, kabut, riak-riak gelombang dan elang yang melayang-layang, benar-benar membuat seluruh peserta terpesona, bahkan bagi crew Lae Kombih Kita Adventure's yang sudah berulang kali kelokasi ini pun rasa kagum itu masih tetap terasa. Keindahan lokasi ini lah yang perlahan membuat peserta mulai melupakan rasa sungkan, suasana mulai diwarnai canda tawa dan saling ledek, sembari menyiapkan makan siang sebagai bekal energi untuk pengarungan yang akan dilakukan, beberapa peserta sibuk menjeprat-jepretkan kamera, mengabadikan kemegahan panorama air terjun Kedabuhan yang luar biasa itu.
Tersangkut Pohon

Namun baru 10 meter lepas dari titik start, jeram pertama yang menyambut langsung membalikkan body perahu, semua terlempar kedalam air, bahkan perbekalan logistik pun hilang terbawa arus.
Saat peserta pengarungan berhasil menepi, semua terdiam gigit jari, memandangi sisa-sisa logistik yang masih sempat diselamatkan.
Saat peserta pengarungan berhasil menepi, semua terdiam gigit jari, memandangi sisa-sisa logistik yang masih sempat diselamatkan.
Di Jeram Bambu (setelah 2 jam pengarungan dari lokasi start) insiden kembali terjadi, adit (karyawan Pajak Pratama) yang penasaran, mencoba mengambil alih tugas skeeper mengemudikan laju perahu, semula dengan kepercayaan diri yang tinggi Adit dengan santainya bisa mengendalikan arah perahu, berbelok kekiri, kekanan, dan menghindari batu-batu besar yang menyembul dipermukaan air. Namun belum 10 menit adit berperan jadi kapten, derasnya arus di Jeram Bambu tiba-tiba menyeret laju perahu kearah sebatang pohon tumbang yang melintang dibadan sungai, teriakan-teriakan panik dan usaha-usaha ekstra keras seluruh peserta pengarungan yang mencoba membelokkan arah laju perahu nyaris tak berarti sama sekali, perahu terus meluncur deras dari bawah pohon, tak sempat mengelak kami semua pun tersangkut didahan batang pohon sialan itu, saling tindih menindih.

Belakangan kami baru sadar ternyata dahan pohon yang kami peluk saat tersangkut itu adalah sarang semut api.
Dengan wajah yang bentol-bentol kamipun melanjutkan pengarungan.
Dingin dan kelaparan
Jeram Pasir adalah lokasi break pengarungan disungai Lae Kombih, batu-batunya yang besar, hamparan pasir dan pemandangan kaki Bukit Sosor yang menawan menjadikan tempat ini lokasi yang nyaman untuk beristirahat, setelah setengah rute pengarungan dilalui.
Biasanya dilokasi ini kami bermain ombak menjajal kemampuan mengendalikan River Board, karena meski di Jeram Pasir ini ombaknya besar-besar, namun hilirnya bermuara pada titik area arus tenang, sehingga aman untuk belajar tanpa harus khawatir papan River Board akan hanyut bila terlepas dari pegangan..
Biasanya dilokasi ini kami bermain ombak menjajal kemampuan mengendalikan River Board, karena meski di Jeram Pasir ini ombaknya besar-besar, namun hilirnya bermuara pada titik area arus tenang, sehingga aman untuk belajar tanpa harus khawatir papan River Board akan hanyut bila terlepas dari pegangan..
Namun sayangnya saat kami sampai dilokasi itu, hujan deras tiba-tiba turun, angin dan petir sambar menyambar, perahupun kami balikkan untuk tempat berlindung dari guyuran hujan, semua peserta pengarungan memeluk lutut mencoba melawan rasa dingin yang menggila, berhimpitan dan saling tatap, tak ada yang berniat memulai pembicaraan, bibir membiru, kulit tangan dan kaki mengeriput, suhu dingin dan deras guyuran hujan membuat semua jadi enggan menjauh dari kumpulan dan memilih tetap merapatkan badan satu dengan yang lain.
Namun kondisi yang menyiksa ini tak berlangsung lama, entah siapa yang memulai, semua peserta pengarungan yang semula menggigil berlompatan dari tempat perlindungan sambil tertawa terbahak-bahak, ini akibat perut Madi (salah seorang crew Lae Kombih Kita Adventure's) mengeluarkan bunyi-bunyian aneh yang persis mirip dengan suara kucing, berulang-berulang.
Cacing-cacing diperut Madi rupanya tengah berontak, minta segera diberi makan.
Setelah beberapa menit berhujan-hujanan kami pun sepakat untuk melanjutkan rute pengarungan.
Namun kondisi yang menyiksa ini tak berlangsung lama, entah siapa yang memulai, semua peserta pengarungan yang semula menggigil berlompatan dari tempat perlindungan sambil tertawa terbahak-bahak, ini akibat perut Madi (salah seorang crew Lae Kombih Kita Adventure's) mengeluarkan bunyi-bunyian aneh yang persis mirip dengan suara kucing, berulang-berulang.
Cacing-cacing diperut Madi rupanya tengah berontak, minta segera diberi makan.
Setelah beberapa menit berhujan-hujanan kami pun sepakat untuk melanjutkan rute pengarungan.
Balas dendam
4 jam sudah kami melakukan pengarungan, setelah melewati tikungan di Jeram Batu, jembatan Lae Kombih yang menghubungkan Kota Subulussalam dengan Kabupaten Aceh Singkil mulai tampak dari kejauhan, dibawah jembatan inilah pengarungan akan berakhir.

Setibanya perahu dijembatan, seluruh peserta pengarungan langsung berlompatan menyerbu cafe, dengan raut wajah antusias penuh semangat, semua mengantri untuk mendapatkan seporsi mie instan, kopi, dan teh hangat, kesan tak sabar membayang di wajah, saat si juru masak baru mulai menghidupkan wajan penggorengan, suara-suara riuh terdengar, meminta si pelayan agar menyuruh si juru masak mempercepat proses masaknya, sehingga acara santap menyantap bisa segera dilaksanakan.
Tak lama berselang, hidangan pun tiba, tak peduli panas dan asap yang masih mengepul, hidangan sederhana ini pun langsung kami santap dengan lahap, membalaskan dendam setelah 4 jam menahan lapar dinginnya guyuran hujan, dalam hitungan menit hidangan itu sudah berpindah keperut, rasa-rasanya sepanjang hayat mie instan yang kami santap sore itu adalah mie ter enak yang pernah diproduksi pabrik pembuatnya, entah kalau itu hanya lah perasaan kami, mungkin saja.
Setengah jam beristirahat angkutan penjemput tiba, rombongan kamipun pulang membawa kenangan manis yang tak akan terlupakan, betapa sesungguhnya menjalin persahabatan ditengah tantangan dan keindahan alam adalah suatu kenikmatan yang tak ternilai harganya.
Salam Hijau
Rony
![]() |
Taufik kelaparan di Jeram Bambu |
![]() |
Bermain arus di Jeram Bambu |
![]() |
It's time to narsis |
0 komentar:
Posting Komentar